Kondisi pada beberapa fasilitas toilet di DPRD DKI Jakarta memang sudah ada yang rusak dan tidak bisa lagi berfungsi sebagai mestinya. Seperti kloset di lantai dua gedung DPRD yang mampet. Tempat buang air kecil (urinoir) di lantai empat juga telah ditutupi tempat sampah karena tidak berfungsi. Dan beberapa wastafel juga rusak dan tidak berfungsi.
Dewan DPRD mengganggarkan biaya perbaikan toilet di gedung DPRD dengan jumlah anggaran yang sungguh fantastis, gak tanggung-tanggung jumlahnya 78 Miliar.
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun, pada tahun 2014 lalu Toilet DPRD direnovasi dengan nilai lebih dari Rp50 miliar. Dan di tahun 2015 kemudian dianggarkan kembali dengan nilai Rp28 miliar. Jika ditotalkan dalam 2 tahun ini jumlah perbaikan toiletnya sudah mencapai Rp 78 miliar.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sangat terkejut dan akan mengusut semua anggaran tersebut.
“Makanya kita mesti cek,” ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Jumat (15/07/2016).
Ahok akan mengunci semua anggaran dengan sistem e-Budgeting yang bertujuan dan bermanfaat untuk menghilangkan anggaran siluman APBD Jakarta. Untuk mewujudkannya, Ahok sampai harus berseteru dengan para anggota dewan yang menolak sistem penganggaran dengan mekanisme e-Budgeting.
“Ini tuh seperti yang saya katakan di tahun 2014 banyak sekali anggaran yang tiba-tiba muncul yang kita gak tahu. Karena kan waktu itu gak mau e-Budgeting. Karena itu juga kan saya mulai berantem (dengan DPRD) di 2015,” ungkap Ahok.
Semoga anggaran perbaikan toilet ini cepat terusut. Sungguh menyedihkan, uang rakyat terpakai puluhan miliaran hanya dipakai untuk membuang hajatnya,